Manifesto "Orang Orang Terhormat" di Bumi Muratara.
Sabtu, 05 April 2014
PERADABAN YANG TIDAK BERADAB
Manifesto "Orang Orang Terhormat" di Bumi Muratara.
Kisah ini
berawal dari hegemoni orang-orang yang merasa terhormat, yang merasa tinggi
derajatnya apalagi dengan status sosialnya sebagai "pemuka" atau
"tokoh" akan terakreditasi apabila mereka dikaruniai harta yang
melimpah. Karena itulah yang didaulat sebagai simbol kejayaan, kebanggaan dan
kekuatan, suatu manifesto atas kepintaran dan keberuntungan. Maka harta yang melimpah
adalah senjata dan jaminan status sosial. Prestise tersendiri yang mengakar
kuat, tertancap seperti pada fase kehidupan Jahili.
Sedangkan
kemiskinan adalah aib bagi keluarga, kehinaan bagi golongan bahkan kesialan
bagi sukunya. Kemiskinan merupakan simbol kelemahan, kebodohan dan ketidak
berdayaan. Kemiskinan bagi orang-orang itu sama halnya menceburkan baju putih
bersih ke dalam lumpur hitam yang kotor. Inilah suatu malapetaka. Maka untuk
menghindari musibah ini, mereka berlomba mencari harta yang melimpah dengan menghalalkan
segala cara, aturan halal dan haram dikuburnya hidup-hidup. Ini demi merapikan
aib keluarga agar tidak