Sriwijaya Post - Sabtu, 18 Juni 2011 15:45 WIB
PERSDA NETWORK/BIAN HARNANSA
SRIPOKU.COM, JAKARTA -- Mabes Polri mengirimkan tim Densus 88 Antiteror ke Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, untuk menyelidiki kasus meledaknya bom di Swalayan SM di Jalan Yos Sudarso pagi tadi. Polri menduga, peledakan itu dilakukan teroris.
"Iya. Pokoknya (tim) lengkap. Ini perbuatan teror. Pelakunya teroris. Tapi jaringan teroris mana kita belum tahu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Boy Rafli Amar kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2011), ketika ditanya apakah Mabes Polri mengirimkan tim Densus 88.
Boy mengatakan, paket di Sumsel itu mirip dengan paket bom buku yang pernah dikirimkan ke beberapa orang di Jakarta. Ditanya apakah ada anggota kelompok teroris pimpinan Pepi Fernando (aktor teror bom buku) yang belum ditangkap, Boy menjawab," Enggak ada."
Seperti diwartakan, paket bom untuk Hindra Sumarjono, pemilik Swalayan, meledak pada pukul 9.25 WIB. Awalnya, paket itu diterima satpam swalayan dari lelaki tidak dikenal pada hari Jumat (17/6/2011) sekitar pukul 17.12 WIB.
"Karena sore itu pak Hindra tidak ada di tempat, maka paket disimpan di ruang informasi," jelas Boy.
Paket kemudian diserahkan satpam kepada Hindra pagi tadi. Setelah paket berukuran 15 X 20 cm itu dibuka, bom langsung meledak. Akibatnya, Hindra mengalami luka-luka.
"Iya. Pokoknya (tim) lengkap. Ini perbuatan teror. Pelakunya teroris. Tapi jaringan teroris mana kita belum tahu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Boy Rafli Amar kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2011), ketika ditanya apakah Mabes Polri mengirimkan tim Densus 88.
Boy mengatakan, paket di Sumsel itu mirip dengan paket bom buku yang pernah dikirimkan ke beberapa orang di Jakarta. Ditanya apakah ada anggota kelompok teroris pimpinan Pepi Fernando (aktor teror bom buku) yang belum ditangkap, Boy menjawab," Enggak ada."
Seperti diwartakan, paket bom untuk Hindra Sumarjono, pemilik Swalayan, meledak pada pukul 9.25 WIB. Awalnya, paket itu diterima satpam swalayan dari lelaki tidak dikenal pada hari Jumat (17/6/2011) sekitar pukul 17.12 WIB.
"Karena sore itu pak Hindra tidak ada di tempat, maka paket disimpan di ruang informasi," jelas Boy.
Paket kemudian diserahkan satpam kepada Hindra pagi tadi. Setelah paket berukuran 15 X 20 cm itu dibuka, bom langsung meledak. Akibatnya, Hindra mengalami luka-luka.
Editor : Rahman Yasir
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar