Rabu, 31 Juli 2013

Kisah Inspirasi Ketika Cinta Dipelihara



Www.yasirnoman.blogspot.com

Kisah ini tentang perjalanan seorang pemuda yang begitu mencintai seorang wanita teman kuliahnya. Kisah yang saya tulis ini berdasarkan cerita masalalu, ceita yang sedang dialami dan cita-citanya di kemudian hari. Semoga sobat pembaca Www.yasirnoman.blogspot.com terhibur dan bisa memberi inspirasi dan motivasi

Rio, itu nama panggilannya seorang anak kampung yang sejak lulus Sekolah Dasar sudah sekolah jauh dari orangtunya. Diusianya yang ke 13 tahun dia sudah bisa hidup mandiri, Rio merasa akan lebih betah kalau dia hidup seorang diri daripada harus berada dirumah yang keadaannya broken home, Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain.
”Ibu, maaf aku harus
jauh dari Ibu.” Ucap dalam hatinya.

Dikota kecil tempatnya sekolah, Rio baik-baik saja. 6 tahun di kota lecil itu Rio akhirnya menyelesaikan Wajib belajar 12 tahunnya. Rio memutuskan untuk melanjutkan kuliah, kalau dari materi keluarganya tidak begitu berkekurangan . tapi Rio tak begitu mengenal kasih sayang orang tua, terutama dari sang Ayah.. Dia hanya mendapatkan kasih sayang dari teman dan ibu kos-kosannya saja.

Kali ini tempat kuliahnya agak lebih jauh, karena sudah beda Provinsi. Di sebuah Universitas swasta Rio kuliah kesehatan jurusan Analis. Awal perkenalan kampus Rio bertemu teman-teman yang tidak biasa seperti teman-teman lama ketika dia sekolah di Kota kecil dulu, kali ini teman-temannya hampir rata-rata anak orang kaya setidaknya menengah keatas, gaya hidup glamor mau tak mau dia turuti kadang walau harus memaksakan diri untuk ’ada & bisa’. Bukan berarti Rio lupa diri tapi hanya untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Diantara temannya itu ada seorang cewe cantik, berkulit agak gelap namun tak bosan dipandang, mata bulat, bibir tipis dan berbicara lemah lembut, Desty nama sehari-harinya. dia keturunan jawa dan juga anaknya orang  yang boleh dikatakan serba ada namun dia tak sombong. Rio menyukainya, begitu kagum Rio terhadapnya. Tapi rasa takut dan tak percaya diri yang membelenggu hatinya sehingga cinta bertepuk sebelah tangan, hanya perhatian yang bisa Rio berikan, dan tentu saja Desty menganggap itu bisa-biasa saja, wajarlah sebagai teman.

Minggu itu di acara ulang tahun temannya, mereka berkumpul. Masing-masing membawa pasangan, termasuk Desty. Namun tidak dengan Rio..
”Haii.. wah pada cantik-cantik ya hari ini, hmmm Desty, itu pacarmu ya.” tanya Rini dengan Desty.
“Iya doonk.. ini cowo yang sering aku ceritakan sama kalian.” Jawab Desty.
”Rio, pacar kamu mana?” Tanya Desty.
“Pacar? Ada, dinegri impian belum bisa aku ajak.” Jawab Rio dengan hati yang tersayat. Dalam hatinya bergumam. “Wanita dinegri mimpi itu adalah kamu Ty, kamu tak pernah mengerti perasaan aku”.
Acara pesta selesai mereka pulang kerumah masing-masing, Rio melangkah dengan hati yang gundah gulana memikirkan sang pujaan hati bersama orang lain.
Sampai mereka selesai kuliah Rio tak pernah ada keberanian tuk mengungkapkan rasa yang paling penting dalam hatinya itu. Harapan seakan putus, selesai kuliah Rio Memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan Desty. Dengan bermodalkan Ijazah D3-nya Rio mencoba mengadu nasib di sebuah kota industri, banyak juga orang menyebut kota itu ”The Singapore of Indonesia”. Dengan kesungguhan hatinya akhirnya Rio mendapatkan pekerjaan. Rio diterima di sebuah Rumah Sakit dengan gaji yang lumayan untuk bujangan seperti dia.
Disurat kabar sore itu Rio melihat ada sebuah lowongan untuk lulusan Analis, dia terfikir teman-teman lamanya mungkin ada yang belum mendapatkan pekerjaan. Orang pertama yang Rio hubungi adalah Desty dan Rini, ternyata mereka memang belum mendapatkan pekerjaan.
Desty dan Rini menyetuju ajakan Rio, berharap Rio lah yang melindungi mereka. Rio begitu bahagia mendengar mereka mau untuk datang ke tempat Rio, tentu saja mereka menjadi sangat akrab. Namun masih saja Rio menginginkan  Desty, sampai suatu saat Rio nekat memberanikan diri tuk mengungkapkan kata-kata paling penting itu.
”Ty, jalan yok daripada bengong dirumah”. Bujuk Rio.
”Emang mau jalan ke mana?” Jawab Desty.
”Kita makan siang di Bukit Cinta yok kan enak sore-sore disana”.
”Yawda, kamu jemput aku ya...”. Pinta Desty.
”Oke deh, tunggu ya”. Dengan senang hati Rio bergegas menjemput Desty.
Setiba di Bukit Cinta setelah selesai makan Rio memberanikan diri tuk mengungkapkan cintanya.

”Ty, Aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Sebenarnya dari dulu aku mencintai kamu, aku sayang kamu, aku tlah mencoba tuk menepis rasa ini supaya tidak menjadi-jadi, namun usahaku sia-sia. Aku sudah tak sanggup lagi menahan gejolak cinta ini, kamu mau kan jadi pacar aku?”. dengan suara yang gemetar Rio menundukkan kepalanya.
Desty tercengang mendengar kata-kata itu seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar..
”Rio, aku hargai rasa cinta kamu. Tapi maaf aku tak bisa, aku hanya menganggapmu teman biasa., lagian apa kata keluarga ku kalau aku pacaran sama kamu trus nikah sama kamu., mereka tak akan terima. karena mereka menginginkan laki-laki dan keluarga yang lebih atau setidaknya setingkat lah dengan keluarga kami, maaf ya aku tak bisa”.

Rio terdiam dengan nafas yang tak beraturan..
”Iya, gpp kok, aku tau selera kamu seperti apa, seharusnya aku tak katakan semua ini. Maaf tlah membuatmu tidak nyaman”
Semenjak itu mereka jarang sekali komunikasi.

Setelah 8 tahun kemudian, Di sebuah Rumah sakit ada seorang ibu tua masuk rumah sakit yang hampir seluruh tubuhnya melepuh gara-gara rumahnya terbakar, ibu tua itu adalah ibunya Desty mereka tidak mempunyai apa-apa lagi. Untuk bayar ongkos berobat pun tak ada lagi uang tersisa.
Desty terpaksa menghadap kepala sekaligus pemilik Rumah Sakit itu bermaksud meminta keringanan biaya. Sebelum masuk ruangan itu Desty melihat papan nama diatas pintu ruangan pemilik rumah sakit itu,
”Sepertinya tak asing lagi nama itu”. Katanya dalam hati.
Tok tok tok..!!! “Permisii, Pak boleh saya masuk?”. Ucap Desty dengan sedikit gugup.
“ya, silahkan masuk!!”. Sahut suara orang yang ingin Desty temu itu.
Desty langsung membuka pintu dan masuk dengan agak sedikit menunduk lalu... “Riiiioooo?”. Dengan mata terbelalak dan suara yang gugup seakan tak percaya.
“Eh.. Bu Desty,!”. Sambil berdiri lalu menyodorkan tangan lalu mempersilahkan Desty untuk duduk.
“Rio kamu, kamu .....”. Desty tak sanggup melanjutkan ucapannya lalu kembali terdiam, air mata mulai mengalir dari sudut mata indahnya.
“Lho kamu kenapa nangis, bersabarlah jangan khawatir soal orang tua kamu. Biar aku yang tangani”. Kata Rio.
“Bukan soal itu Rio, aku malu sama kamu”. Desty sambil tertunduk malu.
”Malu kenapa?, soal masa lalu itu? Desty, kamu gak usah ngerasa malu atau ngerasa bersalah, itu dulu memang salah aku karena tak sepantasnya aku mencintai seorang sahabat yang baik seperti kamu, seharusnya aku menjaga kamu. Tapi aku malah jatuh hati, aku tak mampu membendung rasa cinta itu sampai akhirnya aku ungkapkan rasa cinta itu. Namun sayang, keadaan malah semakin buruk, kejadian pahit itu kerap kali mengganggu tidurku. Kadang menjadi cambuk bagiku, bukan berarti aku menyimpan dendam sama kamu. Dalam do’aku aku slalu meminta pada yang diatas agar diberi jalan, agar kita dipersatukan, agar cinta ini tak mati begitu saja. Aku seperti sekarang ini karena kamu, karena aku ingin menyetarakan hidup agar aku bisa diterima dalam keluargamu. Sudah beberapa tahun aku pelihara cinta ini dengan sendiri tanpa teman tanpa lawan tanpa pasangan, aku semakin sayang sama kamu. Aku selalu mengikuti kabar tentang kamu dari Rini, hanya Rini yang tau tentang semua ini, tapi aku yang meminta Rini untuk tidak menceritakan semua ini sama kamu karena aku tak mau kamu terganggu.”

Kata-kata Rio membuat hati Desty semakin pilu dan semakin tak mampu membendung air matanya, rasa haru, tersanjung, dan juga malu bercampur menjadi satu.
Lalu Desty bangkit dan memeluk Rio erat-erat.
”Rio, kamu masih sayang kan sama aku? Aku mau kamu yang mengisi hari-hariku. Aku salutkan cinta kamu, aku yang terlalu bodoh mengabaikan orang yang begitu menyayangi ku. maafkan aku beri aku kesempatan tuk mencintaimu”.

”Iya, aku sayang kamu.... aku mau kamulah yang menjadi pasangan hidupku. Ya sudah, sekarang kita bawa Ibu kamu berobat ke Singapura, disana Ibu kamu bisa mendapatkan perawatan yang  lebih baik.” lalu Rio menghubungi pihak Rumah Sakit yang ada di Singapura untuk booking.
Mereka sama-sama berangkat ke Singapura, Rio bahagia bisa membantu orang tuanya orang yang dia sayangi.
Beberapa bulan kemudian mereka melangsungkan pernikahan, dan akhirnya dikaruniai dua orang anak. Rio juga mendirikan beberapa klinik yang tersebar hampir di seluruh Provinsi dengan nama ”Rio Corp.”

Desty kini telah menyadari bahwa cinta tak ada alasan, cinta tak harus bersyarat, cinta tak mengenal siapa dan bagaimana. Semua bisa menjadi mungkin karena kekuatan cinta yang suci.
Inilah sebuah kisah cinta yang diangkat dari true story dan ending dari cerita ini adalah harapan narasumber. Semoga semua bisa tercapai dengan ending yang bahagia.

Salam penulis pemula
RaYa__

0 komentar: